Pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah dapat menunjukkan perkembangan pembangunan yang telah
terjadi di wilayah tersebut. Berbagai faktor dapat memengaruhi pertumbuhan
ekonomi, salah satunya adalah daya beli masyarakat yang mempunyai pengaruh
langsung terhadap berbagai indikator yang menjadi tolak ukur perekonomian suatu
wilayah.
Isu
daya beli masyarakat menurun sedang marak-maraknya saat ini. hal ini sesuai
dengan pernyataan dari tim ahli Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), secara
riil, ada indikasi pelemahan daya beli. Sejalan dengan pernyataan tersebut,
Menteri Keuangan menyatakan Melemahnya daya beli terlihat dari rendahnya laju
inflasi. Banyaknya pengusaha-pengusaha yang mengeluhkan kondisi saat ini membuat
kondisi investasi di Indonesia tidak stabil karena penerapan wait and see dari para investor.
Pentingnya
menjaga daya beli merupakan fokus dari pemerintah saat ini agar pertumbuhan
ekonomi tetap stabil dan kesejahteraan dari produsen maupun konsumen terjaga.
Hal ini tidak lepas juga dari fokus pemerintah Sulawesi Utara dalam Mewujudkan
Misi yaitu pemerataan kesejahteraan masyarakat yang tinggi, maju dan mandiri
dan meningkatkan daya saing.
Apakah
daya beli masyarakat Sulawesi Utara menurun? Dengan motto, “lebih baik kalah nasi daripada
kalah aksi” , hal ini diragukan terjadi. Fakta atau Isu?
Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) penduduk Sulawesi Utara berada di level tinggi secara
nasional dengan nilai 71,05, hal ini tidak lepas dari indikator daya beli masyarakat
Sulawesi Utara sebagai salah satu faktor pembentuk Nilai IPM. Nilai Indikator
Pengeluaran Daya Beli Paritas mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke 2016
dengan nilai 9,7 menjadi 10,148. IPM Sulawesi Utara konsisten di level tinggi
selama 2 tahun terakhir menunjukkan daya beli masyarakat terjaga stabil.
Hanya
itu saja fakta yang terjadi? Konsumsi Makanan dan Non Makanan Propinsi Sulawesi
Utara yang didapatkan dari Data BPS menunjukkan pertumbuhan Konsumsi dari tahun
2015 ke 2016 yaitu sebesar 16,7%. Hal ini sejalan dengan kontribusi dari
Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB Pengeluaran yaitu sebesar 45,33 % pada
tahun 2016. Hal ini menunjukkan pengeluaran atau konsumsi masyarakat tetap
tinggi bahkan meningkat dan mempunyai andil penting dalam perekonomian Sulawesi
Utara.
Fakta
menunjukkan Kenyataan, Data menunjukkan Fakta, So, Propinsi Sulawesi Utara
tidak perlu kuatir dengan isu melemahnya daya beli masyarakat karena Data Sudah
berbicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar