Senin, 16 Oktober 2017

Daya Beli Menurun? Biarkan Data yang berbicara.



Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat menunjukkan perkembangan pembangunan yang telah terjadi di wilayah tersebut. Berbagai faktor dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi, salah satunya adalah daya beli masyarakat yang mempunyai pengaruh langsung terhadap berbagai indikator yang menjadi tolak ukur perekonomian suatu wilayah.
Isu daya beli masyarakat menurun sedang marak-maraknya saat ini. hal ini sesuai dengan pernyataan dari tim ahli Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), secara riil, ada indikasi pelemahan daya beli. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Menteri Keuangan menyatakan Melemahnya daya beli terlihat dari rendahnya laju inflasi. Banyaknya pengusaha-pengusaha yang mengeluhkan kondisi saat ini membuat kondisi investasi di Indonesia tidak stabil karena penerapan wait and see dari para investor.
Pentingnya menjaga daya beli merupakan fokus dari pemerintah saat ini agar pertumbuhan ekonomi tetap stabil dan kesejahteraan dari produsen maupun konsumen terjaga. Hal ini tidak lepas juga dari fokus pemerintah Sulawesi Utara dalam Mewujudkan Misi yaitu pemerataan kesejahteraan masyarakat yang tinggi, maju dan mandiri dan meningkatkan daya saing.
Apakah daya beli masyarakat Sulawesi Utara menurun? Dengan motto, “lebih baik kalah nasi daripada kalah aksi” , hal ini diragukan terjadi. Fakta atau Isu?
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) penduduk Sulawesi Utara berada di level tinggi secara nasional dengan nilai 71,05, hal ini tidak lepas dari indikator daya beli masyarakat Sulawesi Utara sebagai salah satu faktor pembentuk Nilai IPM. Nilai Indikator Pengeluaran Daya Beli Paritas mengalami peningkatan dari tahun 2015 ke 2016 dengan nilai 9,7 menjadi 10,148. IPM Sulawesi Utara konsisten di level tinggi selama 2 tahun terakhir menunjukkan daya beli masyarakat terjaga stabil.
Hanya itu saja fakta yang terjadi? Konsumsi Makanan dan Non Makanan Propinsi Sulawesi Utara yang didapatkan dari Data BPS menunjukkan pertumbuhan Konsumsi dari tahun 2015 ke 2016 yaitu sebesar 16,7%. Hal ini sejalan dengan kontribusi dari Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB Pengeluaran yaitu sebesar 45,33 % pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan pengeluaran atau konsumsi masyarakat tetap tinggi bahkan meningkat dan mempunyai andil penting dalam perekonomian Sulawesi Utara.
Fakta menunjukkan Kenyataan, Data menunjukkan Fakta, So, Propinsi Sulawesi Utara tidak perlu kuatir dengan isu melemahnya daya beli masyarakat karena Data Sudah berbicara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar