Jumat, 17 Februari 2012

Apa Itu IPM?


Apa itu IPM??
Sudahkah Anda mengenal dengan yang namanya Indeks Pembangunan Manusia atau lebih dikenal dengan singkatan IPM, nama kerennya Human Development Indeks (HDI). Sebagai akademisi, Tentu kita pernah mendengarnya waluapun samar-samar, terlebih lagi yang aktif membaca Koran dan mengamati perkembangan negara tercinta kita ini. Tulisan ini akan menjelaskan secara singkat definisi dari IPM.  

Jaman sekarang ini jika ingin menilai “sesuatu” tidak bisa berdasarkan pengamatan secara kasat mata ataupun feeling, penilaian harus berdasarkan data yang ada, data tersebut tidaklah asal, data harus berasal dari fakta di lapangan sehingga bisa menggambarkan fenomena yang terjadi. Untuk itulah suatu ukuran harus ada agar bisa menilai atau menggambarkan fenomena yang terjadi secara ringkas dan jelas. Ukuran tersebut bisa berupa rate, rasio, indeks ataupun ukuran statistik lainnya.  Ukuran tersebut bisa berupa satu variabel ataupun lebih, contohnya sex ratio untuk satu variabel dan IPM untuk beberapa variabel. 

Kembali ke pokok bahasan mengenai IPM. Suatu negara akan dinilai maju atau berkembang bisa dilihat dari berbagai ukuran, salah satunya nilai IPM negara tersebut. Negara yang berkembang otomatis berhasil dalam pembangunannya, dimana tujuan akhir dalam pembangunan suatu negara adalah manusia, menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat menikmati umur panjang, sehat, dan menjalankan kehidupan yang produktif (UNDP, BPS dan Bappenas; Laporan Pembangunan Manusia; 2004). Sedangkan menurut BPS (2010), Keberhasilan pembangunan manusia dapat dilihat dari seberapa besar permasalahan mendasar masyarakat dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebut meliputi kemiskinan, pengangguran, gizi buruk, dan buta huruf. 

Menilik dari berbagai permasalahan yang ada, maka Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan sebuah ukuran pembangunan manusia agar dapat membandingkan perkembangan antarwilayah ataupun antarnegara berdasarkan faktor-faktor yang terkait dalam ukuran IPM.  IPM diperkenalkan oleh UNDP pada tahun 1990. IPM menjadi ukuran penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia yang terkait dengan pendapatan, kesehatan, dan pendidikan. Selain itu, data IPM digunakan sebagai salah satu komponen dasar dalam penyusunan Dana Alokasi Umum (DAU), selain jumlah penduduk, luas wilayah, PDRB per-kapita dan Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) (BPS, 2010). Dan seperti yang kita ketahui, apa saja peranan penting dari DAU untuk setiap wilayah. Oleh karena itu, nilai dari IPM itu sendiri mempunyai banyak arti. Dalam dunia statistik, sebuah angka mempunyai banyak makna dan menentukan hajat hidup orang banyak. 

Bagaimana Mendapatkan Nilai IPM???
Untuk mendapatkan nilai IPM tidak bisa berdasarkan satu variabel saja, karena IPM tersebut terdiri dari berbagai variabel-variabel yang diharapkan dapat merepresentasikan fenomena-fenomena yang ada. Nilai IPM didapatkan dengan berbagai rumus indeks yang ada (penjelasan men). Komponen IPM terdiri dari dimensi longevity (umur panjang dan sehat) yang didapatkan dari indikator Angka Harapan Hidup (AHH), dimana untuk mendapatkan AHH diperlukan variabel Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH), dimensi knowledge (pengetahuan) yang didapatkan dari indikator Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah, dan dimensi decent living standard (standar hidup layak) yang didapatkan dari indikator kemampuan daya beli atau bisa dikatakan ukuran pendapatan yang sudah disesuaikan dengan paritas daya beli (Purchasing Power Parity).

Apa IPM mutlak sebagai ukuran pembangunan manusia???
Walaupun IPM telah ditentukan oleh PBB sebagai ukuran standar pembangunan manusia dan cocok untuk diterapkan di berbagai negara, bukan berarti IPM sangat bagus dan tidak ada keterbatasan. IPM pun layaknya seorang manusia yang tidak sempurna, memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu dibalik berbagai manfaat yang bisa kita lihat dari nilai IPM. 

IPM sebagai indeks komposit, tidak memiliki arti tersendiri jika secara tunggal, nilai IPM akan bermakna jika dibandingkan dengan nilai IPM wilayah yang lain. Selain itu, IPM terdiri dari komponen-komponen penyusun yang jika dijabarkan analisisnya, akan mencakup ruang lingkup yang luas. Untuk itu harus dilakukan analisis mendalam dan menyeluruh terhadap komponen-kompenen penyusun IPM agar dapat mengintepretasikan nilai IPM dengan baik, dan mengetahui analisis sebab akibat yang bisa didapatkan dari nilai IPM itu sendiri. 

Contohnya, dimensi longevity, indikator AHH yang dibutuhkan dalam dimensi ini jika ditelusuri lebih dalam lagi akan berkaitan terhadap faktor-faktor sosial ekonomi lainnya. AHH berkaitan dengan ALH dan AMH yang bisa menjadi ukuran kesehatan ibu dan anak, dimana kesehatan ibu dan anak bisa menjadi tolak ukur kesehatan dari penduduk. Hal ini tidak lepas dari angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian ibu (AKI). Selain itu, AHH berhubungan erat dengan tingkat kematian, dan tingkat kematian berhubungan dengan kemiskinan, pendidikan, ketersediaan pangan, status gizi, ekonomi, lingkungan, gaya hidup dan faktor-faktor lainnya. Dengan analisis yang mendalam, tentu kebijakan-kebijakan yang diharapkan untuk membangun suatu wilayah dapat ditentukan dengan baik. Untuk analisis mendalam mengenai IPM dan komponen-komponen penyusunnya akan dijelaskan lebih lanjut di tulisan berikutnya. Semoga tulisan ringkas mengenai IPM ini dapat bermanfaat buat kita semua :) .

5 komentar:

  1. Beuh...mantap...ahli IPM....=D....good...keep posting....dibantuin share deh...

    BalasHapus
  2. The best casino online for US Players | Wooricasinos.info
    Play casino online at WOOT in Michigan and av 보는 곳 win real money with WOOT casino 바카라 커뮤니티 bonuses, 골드머니 promotions, and much 망고 도메인 more. k9win

    BalasHapus