Arti Dari Kuesioner
Kuesioner, saya sebelum mengenal statistik, masih terasa asing
begitu mendengar kata-kata ini, membayangkannya pun masih samar-samar. Kuesioner
lebih dikenal publik dengan nama Angket.
Pertama, saya akan menjelaskan dengan ringkas mengenai kuesioner. Pada dasarnya
kuesioner sebagai salah satu alat instrumen penelitian merupakan sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diteliti atau disebut
responden. Menurut Arikunto (2006), “kuesioner adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya”. Jika kita dalam
mengumpulkan data menggunakan kuesioner, artinya kita menggunakan data primer. Sebelumnya
udah pada tahu belum beda data primer dan data sekunder? Data primer itu data
yang langsung dikumpulkan dari lapangan, jadi berupa data mentah yang nanti
kita olah sendiri, sedangkan data sekunder itu data yang didapatkan dari “tangan
lain” atau pihak lain yang mengumpulkannya, misalkan data ekspor impor yang
didapatkan dari kantor bea cukai. Data sekunder bisa berupa data mentah ataupun
data yang udah diolah.
Menurut Singarimbun
dan Effendi (1989), tujuan menggunakan kuesioner adalah untuk memperoleh
informasi yang relevan dengan tujuan penelitian (survei) dan memperoleh
informasi dengan validitas dan reliabilitas setinggi mungkin. Arti dari
validitas dalam kuesioner adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur
dalam melakukan fungsi ukurnya, ilustrasinya, penggaris yah digunakan untuk
mengukur panjang dalam satuan tertentu, bukan untuk mengukur berat ataupun
volume. Sedangkan reliabilitas adalah sejauhnya mana alat ukur dapat dipercaya
dan diandalkan, ilustrasinya, penggaris jika mengukur sesuatu, walaupun berbeda
tempat, waktu, tetap akan memberikan hasil yang sama, konsisten. Penjelasan lebih
lengkap bisa dilihat di buku “Metode Penelitian Survei”
karya Singarimbun dan Effendi atau “Prosedur Penelitian”
karya Arikunto, kayak promosi buku neh, hehe. Mungkin di lain kesempatan, saya
akan jelaskan mengenai validitas dan reliabilitas serta penghitungannya dengan
SPSS.
Tata cara pengisian kuesioner bisa ”self enumeration”, yang artinya diisi
oleh responden itu sendiri, bisa juga ditanyakan oleh kita (petugas survei ato
penelitian). Jenis kuesioner ada yang terbuka dan ada yang tertutup. Kuesioner terbuka
jika jawaban dari pertanyaan yang ada terserah oleh responden, hal ini akan
mengakibatkan jawaban yang beragam sehingga agak sulit dalam pengkodean dan
pengelompokannya. Akibat lainnya adalah fokus dari penelitian bisa saja tidak
tercapai jika jawaban responden tidak sesuai dengan yang kita (peneliti) inginkan.
Sedangkan kuesioner tertutup jika pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner telah
ada pilihan jawabannya, jadi jawabannya telah ditentukan oleh peneliti. Hal ini
dilakukan karena peneliti ingin fokus jawaban dari responden yang telah sesuai
dengan kerangka pikir dari penelitian tersebut. Akan tetapi, kuesioner tertutup
ini menutup kemungkinan jawaban yang ekstrem, yang berada diluar pikiran
peneliti padahal ada kemungkinan jawaban tersebut berpengaruh terhadap tujuan
penelitian.
Bagaimana menyusun daftar pertanyaan?
Ibaratkan buah, yang dijelaskan diatas adalah kulit luarnya,
sekarang kita akan mengelupas hingga daging buahnya kelihatan :) . Isi dari
kuesioner itu tidaklah asal, maksudnya, daftar pertanyaan yang dibuat tidak
sesuka kita, berpikiran yang penting sesuai dengan penelitian kita. Walaupun harus
sesuai dengan tujuan kita dan kita sendiri yang membuatnya, kita harus
menyusunnya berdasarkan pendekatan-pendekatan yang sesuai dengan teori. Cara mudahnya,
kita bentuk tabel kisi-kisi instrumen, tabel ini terdiri dari kolom variabel,
indikator, dan butir pertanyaan/pernyataan. Satu indikator bisa berupa satu
pertanyaan, bisa juga terdiri dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
yang ada bisa untuk mendapatkan data kuantitatif seperti pertanyaan mengenai
jumlah anggota rumah tangga, dan bisa untuk mendapatkan data kualitatif seperti
menanyakan keluhan kesehatan selama satu bulan terakhir yang jawabannya antara
ya dan tidak.
Kuantitatif vs
kualitatif
Seperti yang kita ketahui, data kualitatif tidak bisa diolah,
bagaimana caranya memasukkan “ya” atau “tidak” ke dalam excel dan spss, terus
kita run, error bukan? Jadi, data
kualitatif tersebut harus kita kuantitatifkan agar bisa diolah. Ada banyak cara
untuk mengkuantitatifkan data kualitatif, misalkan dengan menggunakan
pengukuran skala yang biasanya dilakukan dalam penelitian sosial. Skala tersebut
bermacam-macam, ada skala likert, skala guttman, rating skala, skala
diferensial semantik, skala thurstone dan sebagainya. Dalam menentukan skala
pun ada berbagai persyaratan, misalnya data tersebut apakah harus ordinal,
interval, rasio ataupun nominal. Selain dengan pengukuran skala, bisa juga
dengan teori-teori yang sudah ada, misalkan untuk mengukur Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat, pilihan jawabannya telah tersedia berdasarkan teori yang merupakan
hasil kerjasama antara BPS dan Depkes.
Kuesioner yang
baik bagaimana?
Kuesioner yang baik itu singkat, padat, dan jelas. Singkat maksudnya,
daftar pertanyaannya tidak terlalu bertele-tele, panjang tapi tidak berarti,
dan mengulang-ngulang pertanyaan yang tidak sama tetapi mempunyai inti yang
sama. hal ini diusahakan untuk dihindari. Padat dalam kuesioner berarti sesuai dengan tujuan dari penelitian dan
telah diuji validitas serta reliabilitas. Sedangkan jelas maksudnya tidak
ambigu, satu pertanyaan bisa mempunyai arti yang berbeda jika dilihat dari
berbagai sudut pandang. Ini terkait dengan tata bahasa yang digunakan. Pertanyaan-pertanyaan
yang ada harus sejelas mungkin, sehingga jawaban dari responden bisa sesuai
dengan yang kita inginkan. Pikiran kita disampaikan melalui pertanyaan,
seakan-akan kita yang menanyakan langsung dan menjelaskannya.
Tidak lupa semua konsep dan definisi yang ada dalam kuesioner disesuaikan dengan apa yang kita inginkan berdasarkan tujuan penelitian kita. Biasanya dituangkan dalam buku pedoman, agar setiap variabel mempunyai konsep yang sama. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. dengan adanya konsep dan definisi yang jelas, diharapkan dapat memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Selain konsep dan definisi, panduan dalam menggunakan kuesioner juga perlu dibuat sejelas mungkin. Khusus dalam penyusunan penelitian berupa skripsi atau semacamnya, konsep dan definisi dari variabel-variabel yang kita gunakan dalam penelitian diterapkan didalam definisi operasional.
Tidak lupa semua konsep dan definisi yang ada dalam kuesioner disesuaikan dengan apa yang kita inginkan berdasarkan tujuan penelitian kita. Biasanya dituangkan dalam buku pedoman, agar setiap variabel mempunyai konsep yang sama. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner. dengan adanya konsep dan definisi yang jelas, diharapkan dapat memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Selain konsep dan definisi, panduan dalam menggunakan kuesioner juga perlu dibuat sejelas mungkin. Khusus dalam penyusunan penelitian berupa skripsi atau semacamnya, konsep dan definisi dari variabel-variabel yang kita gunakan dalam penelitian diterapkan didalam definisi operasional.
Melihat betapa pentingnya kuesioner dalam sebuah penelitian atau survei, maka kita jika melakukan penelitian (jika memakai data primer), harus mengetahui segala hal mengenai kuesioner. ini terkait dengan hasil dari penelitian kita yang mungkin bisa berguna bagi umum.
Penyusunan kuesioner tidaklah mudah jika baru pertama mengerjakan karena harus mencari teori-teori yang sesuai dengan penelitian dan akan dijadikan dasar dalam menentukan pertanyaan. Semoga bermanfaat :) .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar