Model Skala
Dalam penelitian
sosial yang menggunakan data primer dan bersifat kualitatif, sebagian besar
menggunakan model skala dalam penyusunan kuesionernya. Hal ini bertujuan agar
variabel-variabel sosial yang bersifat abstrak (sulit diamati ukurannya secara
langsung) dapat diukur dengan baik melalui pendekatan-pendekatan tertentu berdasarkan
teori. Contoh penelitian yang menggunakan kuesioner model skala ini adalah
penelitian mengenai sikap, persepsi, keadaan/kondisi dan sebagainya yang dirasa
sulit untuk diamati secara kasat mata. Model skala yang digunakan adalah skala
Likert, skala Guttman, skala diferensial semantik, skala Thurstone, dan rating
skala. Saya akan fokus menjelaskan tentang skala Likert karena skala ini yang
biasanya digunakan dan lebih mudah pemahamannya dibanding skala-skala yang lain
(menurut saya), tapi saya akan mencoba menjelaskan model skala yang lain secara
singkat.
Skala
Guttman, skala ini hanya memberikan dua pilihan jawaban, seperti ya dan
tidak, atau benar dan salah. Data yang diperoleh berupa data interval dan
rasio. Biasanya peneliti menggunakan skala Guttman apabila ingin mendapatkan jawaban
yang tegas dan konsisten terhadap permasalahan yang menjadi fokus dalam
penelitian. Skala diferensial semantik ini agak berbeda dengan model skala
yang lain. Skala ini menyusun jawaban dalam satu garis dimana jawaban yang
positif terletak dikanan garis dan jawaban negatif terletak di kiri garis. Jadi,
skala ini memiliki dua kutub yang berlawanan. Rating skala adalah skala
dengan beberapa kategori respons yang menilai sebuah objek pada suatu skala. Skala
thurstone adalah skala yang meminta responden memilih pernyataan yang
paling sesuai dengan keadaannya dari banyak pernyataan yang memiliki pandangan
yang berbeda-beda. Sedangkan skala Likert biasanya digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi terhadap suatu fenomena, dimana
setiap pernyataan harus dijawab sesuai dengan pilihan yang telah disediakan dan
mempunyai skor masing-masing.
Skala Likert
Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel kemudian dari indikator-indikator tersebut dijadikan dasar
untuk menyusun item-item pernyataan. Mudahnya, bentuk tabel kisi-kisi instrument
yang terdiri dari variabel, indikator, dan item pernyataan-pernyataan. Satu variabel
biasanya terdiri dari beberapa indikator yang didapatkan dari teori-teori dan
satu indikator bisa terdiri dari satu pernyataan bisa juga lebih. Contohnya,
variabel sikap orang tua, kita cari pendekatan-pendekatan yang bisa digunakan
untuk mengukur sikap orang tua tersebut. Contoh pertama, ada teori yang
menyatakan, sikap orang tua terbagi sikap demokratis, otoriter, dan permisif. Dari
teori tersebut, kita bisa jadikan indikator untuk menyusun pernyataan. Kita buat
daftar pernyataan yang mengarah ke sikap demokratis, otoriter, dan permisif. Contoh
kedua,variabel komunikasi. Dalam penelitian kita, kita inginkan komunikasi yang
efektif. Jadi kita harus mencari teori yang menyatakan komunikasi efektif itu
bagaimana, ciri-ciri komunikasi efektif, atau apa aja yang menentukan
komunikasi menjadi efektif. Teori-teori tersebut yang nantinya digunakan untuk
membuat pernyataan. Berbagai pendekatan bisa kita gunakan asalkan jelas
teorinya.
Skala ini mempunyai tingkatan pilihan jawaban dari
yang positif hingga negatif, maksud positif dan negatif, skor yang nanti
didapatkan dari pernyataan-pernyataan tersebut, bernilai dari yang terbesar
hingga terkecil. Pernyataan yang positif akan bernilai semakin besar sedangkan
pernyataan yang negatif akan bernilai kecil. Contoh pernyataan yang positif,
sangat setuju mempunyai skor 5, setuju 4, ragu-ragu 3, kurang setuju 2, tidak
setuju 1. Sedangkan pernyataan yang negatif sebaliknya. Menentukan positif dan negatif
suatu pernyataan tergantung dari tujuan penelitian kita, apa yang ingin kita
dapatkan dari kuesioner tersebut. Banyaknya
jawaban dari pernyataan tergantung peneliti (pembuat kuesioner), yang pasti jika hanya 2
pilihan jawaban, artinya skalanya menjadi skala guttman. Pada umumnya, skala
likert dibuat dengan 5 pernyataan, akan tetapi tidak jarang juga yang
menggunakan 4 pernyataan atau lebih dari 5 pernyataan. Semua ada kelemahan dan
kelebihannya masing-masing. Misalkan kita bingung antara 4 atau 5 pernyataan,
jika kita ingin mengarahkan responden ke jawaban yang pasti dan fokus ke
penelitian, sebaiknya menggunakan 4 pernyataan. Dan jika kita ingin semua
terserah responden tetapi tidak terlalu menyudutkan responden dengan banyak pilihan,
sebaiknya 5 pernyataan. Tetapi perlu diinget dengan 5 pernyataan, jika
responden tidak mengerti dengan pernyataan yang ada atau ingin menutupi keadaan
sebenarnya, kecenderungan akan menjawab ragu-ragu atau netral akan semakin besar.
Hal ini akan membuat fokus dari penelitian ini sulit tercapai dan hasilnya
kurang akurat jika sebagian besar menjawab netral.
Membuat daftar pernyataan dengan skala likert
diusahakan mewakili setiap indikator yang ada dari tiap variabel dan diusahakan
lebih dari satu pernyataan setiap indikatornya. Hal ini berkaitan dengan uji
validitas dan reliabilitas, dimana uji validitas dan reliabilitas ini cenderung
akan membuang pernyataan-pernyataan yang kurang mewakili indikator-indikator
yang ada. Jika memenuhi syarat validitas dan reliabilitas, maka kuesioner
tersebut layak untuk digunakan.
Apa yang kita
lakukan setelah kuesioner terisi???
Setelah melakukan pencacahan atau dengan kata lain
kuesionernya terisi. Kita bisa mendapatkan skor-skor dari skala likert. Data yang
dihasilkan berupa data interval sehingga cocok untuk analisis lanjutan yang
membutuhkan skala data minimal interval. Analisis diskriminan, analisis faktor,
path analysis bisa langsung menggunakan
skor-skor yang dihasilkan dari pernyataan-pernyataan per variabelnya untuk
menganalisisnya. Sedangkan untuk analisis yang menggunakan skala data ordinal,
skor-skor tersebut bisa dikategorikan dengan berbagai cara misalkan menggunakan
ukuran pemusatan atau dispersi. Pengkategorian variabel ini berguna juga untuk
penyajian data bersifat deskriptif. Misalkan, variabel komunikasi mempunyai 10
pernyataan dan setiap pernyataan mempunyai skor masing-masing. Dari skor-skor
tersebut kita cari median/mean/standard deviasi/ kuartilnya. Jika kita ingin
membagi variabel komunikasi menjadi 2 kategori, kita gunakan mean/median
tergantung normal tidaknya data. Dan jika ingin lebih dari 2 kategori, bisa
gunakan standard deviasi ataupun kuartil.
Semoga bermanfaat, terutama bagi yang ingin membuat
kuesioner dengan skala likert.
boleh tau sumbernya dari mana ya ?
BalasHapus