Perhitungan
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Tulisan ini merupakan lanjutan dari
tulisan-tulisan sebelumnya, “apa itu IPM?” dan “lika liku IPM”, jadi ibarat
sebuah film bersambung, tulisan ini merupakan trilogy dari film yang berjudul
besar “IPM” :p .
Pada kesempatan kali ini, saya akan
membahas mengenai perhitungan IPM dan komponen-komponen penyusunnya. Setelah
disuguhkan dengan materi dan teori mengenai IPM dan komponen-komponen
penyusunnya, tentu kurang lengkap jika tidak disertai teknik perhitungannya.
Hal ini berkaitan dengan aplikasi langsung terhadap data, terlebih lagi bagi
para statistisi yang akan terjun langsung ke lapangan, saya yakin tulisan ini
akan berguna nantinya :D.
Saya akan menjelaskan
perhitungannya dari secara umum ke khusus agar pembaca lebih mudah mengertinya.
Pertama mengenai perhitungan IPM. Nilai IPM dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Indeks X(i,j) =
Indeks komponen IPM ke-i untuk wilayah ke j;
i = 1, 2, 3;
j = 1, 2 ……. k wilayah.
i
berjumlah 3 dikarenakan komponen penyusun IPM berjumlah 3 dimensi seperti yang
telah saya jelaskan di tulisan sebelumnya. Hasil indeks bernilai antara 0 dan 1. Indeks tersebut dapat dinyatakan
dalam ratusan (dikalikan 100) untuk mempermudah
penafsiran.
Sebagai ilustrasi
sederhana, suatu negara bernama Lagrange diketahui mempunyai indeks dimensi
umur panjang dan sehat sebesar X1 , indeks dimensi pengetahuan sebesar X2 , dan indeks dimensi standar hidup layak
sebesar X3 . Indeks tunggal ini dibentuk
per dimensi agar dapat membentuk indeks komposit dan nantinya akan dikenal
dengan sebutan IPM. Untuk mendapatkan nilai
IPM dari negara Lagrange, maka IPM Lagrange adalah
hasilnya akan mempunyai arti jika IPM negara Lagrange dibandingkan dengan IPM negara lainnya atau melihat perkembangan IPM negara Lagrange dari tahun ke tahun.
Tentu
pembahasan perhitungan IPM ini belum selesai walau hasil akhirnya telah didapat
karena kita belum mengetahui bagaimana perhitungan mendapatkan indeks tunggal
tiap dimensi nya. Ilustrasi diatas diasumsikan semua indeks per dimensi telah
diketahui nilainya sehingga bisa langsung memasukkan nilai-nilai indeks per
dimensi ke dalam rumus indeks komposit.
Berikut adalah gambaran perhitungan IPM dari awal hingga mendapatkan nilai IPM.
Setiap
dimensi untuk mendapatkan nilai indeksnya menggunakan rumus berikut :
X(i,j) =
Komponen IPM ke-i dari daerah j
X(i-min) =
Nilai minimum dari Xi
X(i-maks) =
Nilai maksimum dari Xi
Nilai minimum dan
maksimum yang digunakan dalam penghitungan IPM bisa dilihat di tabel
yang telah disediakan. Nilai e0, AMH, dan rata-rata lama sekolah
merujuk pada nilai yang telah ditetapkan UNDP (1994), sehingga nilai indeks
untuk masing-masing komponen tersebut dapat
dibandingkan secara internasional. Sementara
nilai minimum dan maksimum standar hidup layak menyesuaikan kondisi Indonesia.
Dimensi
umur panjang dan sehat (X1)
Untuk mendapatkan indikator Angka
Harapan Hidup pada saat lahir atau disingkat AHH, kita harus mengetahui jumlah
Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH), sumber data nya dari data
susenas. Langkah selanjutnya setelah kita mendapatkan ALH dan AMH adalah
mencari AHH dengan menggunakan software MORTPAK.
Misalkan AHH wilayah patsembilan telah didapatkan sebesar 72,45,
dimasukkan ke dalam rumus indeks sehingga Indeks X1 patsembilan =
Dimensi pengetahuan (X2)
seperti yang telah dicontohkan di dimensi umur panjang dan sehat.
Setelah mendapatkan
nilai indeks indikatornya, kita akan menghitung indeks pengetahuan
dari rata-rata tertimbang kedua indeks tersebut tersebut agar dapat
digunakan sebagai satu nilai indeks tunggal untuk menyusun nilai IPM. Rumus
yang digunakan adalah
dimana penimbang dari indikator angka melek
huruf adalah 2/3 dan penimbang rata-rata lama sekolah adalah 1/3.
Dimensi
kemampuan daya beli (X3)
Untuk dimensi
ini yang dibutuhkan adalah data rata-rata
pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan dengan formula Atkinson. Data ini
yang digunakan oleh BPS, sedangkan yang digunakan oleh UNDP adalah Produk
Domestik Bruto (PDB) riil yang disesuaikan. Sehingga wajar jika nilai IPM yang
dihasilkan BPS dan UNDP berbeda.
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Menghitung angka
rata-rata pengeluaran per kapita per tahun dengan menggunakan data Susenas.
2) Menghitung nilai
pengeluaran riil (harga konstan) dengan membagi rata-rata pengeluaran dengan
Indeks Harga Konsumen (IHK). Tahapan ini bertujuan agar Purchasing Power Parity
(PPP) dapat dibandingkan
antartahun.
3) Penghitungan PPP
(unit), semacam faktor pengali, dengan
tujuan untuk menghilangkan pengaruh perbedaan
harga antarprovinsi.
4) Menghitung nilai PPP
dalam rupiah dengan cara membagi pengeluaran per tahun dalam harga konstan
dengan PPP per unit.
5)
Menghitung penyesuaian
PPP (rupiah) dengan formula Atkinson
Finishing
touch
Setelah
semua indeks tunggal dari setiap dimensi didapatkan, kita hitung indeks
komposit yang nantinya kita sebut IPM. Cara perhitungannya seperti yang telah
dijelaskan pada awal tulisan. Apakah sudah selesai? Yak, hasil akhir sudah
didapatkan dan cara perhitungannya pun telah dijelaskan, akan tetapi jika kita
ingin mendalami lagi mengenai perhitungan IPM, kita bisa mengukur
kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu atau dinamakan Reduksi shortfall
, hal ini sangat bermanfaat agar kita bisa melihat bagaimana perkembangan IPM
suatu wilayah dari waktu ke waktu sehingga kita bisa bertindak efektif dan
bijak dalam mengambil keputusan. Penjelasan mengenai Reduksi shortfall akan dijelaskan di tulisan berikutnya, semoga
tulisan mengenai perhitungan IPM ini bermanfaat buat kita semua :) .
Mantap...luar biasa...bagaimana cara menghitung AHH dengan data mentah yang kita miliki??ALH itu dapat dari mana datanya?? AMH itu darimana itu dapatnya?? trims atas penjelasannya...
BalasHapusanak lahir hidup (ALH) dan anak masih hidup (AMH), Datanya berasal dari susenas. dengan menggunakan SPSS dari data mentah susenas, bisa didapatkan jumlah ALH dan AMH untuk setiap kelompok umur wanita yang pernah kawin dan nantinya akan digunakan sebagai data dasar dalam perhitungan AHH. penjelasan perhitungan AHH, ALH, dan AMH nanti akan dimuat ditulisan berikutnya secara sistematis dan jelas plus contohnya, hehe...
Hapusmakasih masbro :)
Mantaph tulisannya.
BalasHapusmakasih bang :)
Hapusbaru belajar neh, mohon bimbingannya :)